TERAPI PANAS DINGIN

Terapi Panas Dingin 2.4 Terapi Panas Dingin 2.4.1 Pengertian Terapi Terapi adalah suatu proses berjangka panjang berkenaan dengan rekonstruksi pribadi. Dalam kamus Bahasa Indonesia, definisi terapi adalah “usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit”. Tidak disebut ‘usaha medis’ dan juga tidak disebut menyembuhkan penyakit. Maka kita bisa paham bahwa terapi adalah lebih luas daripada sekadar pengobatan atau perawatan. Apa yang dapat memberi kesenangan, baik fisik maupun mental, pada seseorang yang sedang sakit dapat dianggap terapi.4 2.4.2 Terapi Panas Terapi panas merupakan terapi dengan menggunakan panas. Sedangkan kompres adalah salah satu metode fisik yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh bila anak demam yang sudah dikenal sejak zaman dulu. Kompres panas membantu meredakan sakit yang berhubungan dengan radang sendi dan otot kaku dengan mengurangi ketegangan dan melancarkan aliran darah. 4 a. Tujuan Terapi Panas Terapi Panas pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres panas akan menghangatkan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas menghasilkan perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi kompres juga memengaruhi respons . 4 b. Jenis Kompres panas pada tubuh berbentuk: 1. Kering Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan pemanas disposabel. 2. Basah. Kompres panas basah dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas, berendam, atau mandi. c. Keuntungan dan Kerugian A. Keuntungan 1. Memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada klien 2. Mudah dan Praktis 3. Memberikan rasa hangat 4. Mengurangi dan membebaskan rasa nyeri B. Kerugian 1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan 2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan Perdarahan 3. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema. 4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat, mempercepat metastase (tumor sekunder) 5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapan membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh. d. Alat dan Bahan · Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c) · Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai · Kasa perban atau kain segitiga · Pengalas · Sarung tangan bersih di tempatnya · Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%) · Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan · Pinset anatomi 2 buah · Korentang e. Prosedur Kerja1 NO LANGKAH RASIONALISASI 1. Dekatkan alat-alat kedekat klien Agar bidan atau perawat mudah menjangkau alat. 2. Perhatikan privacy klien Agar menjaga privacy klien 3. Cuci tangan Untuk pencegahan infeksi 4. Atur posisi klien yang nyaman Agar saat pemberian obat, klien merasa nyaman 5. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres Agar menjaga kebersihan dan kenyamanan klien di tempat tidur atau tempat klien saat diberikan obat 6. Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan ke dalam bengkok kosong Untuk perlindungan diri 7. Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat. Untuk merendam kasa yang akan digunakan untuk terapi kompres hangat 8. Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering. selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga Untuk mengompres daerah yang nyeri agar klien merasa nyaman dan mengurangi rasa sakit klien. 9. Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap 5 menit Agar hasil dari kompresan tersebut maksimal 10. Lepaskan sarung tangan Untuk pencegahan infeksi 11. Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman Agar klien merasa nyaman 12. Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali Agar alat terlihat rapi dan bersih, juga berpengaruh pada kenyamanan klien maupun perawat atau bidan 13. Cuci tangan Untuk pencegahan infeksi 14. Dokumentasikan tindakan ini beserta responnya Agar saat pengulangan kegiatan ini jadwalnya teratur dan tidak terjadi kekeliruan pada perawat/bidan f. Indikasi Indikasi Pemberian Kompres Panas · Klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah) · Klien dengan perut kembung · Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian · Spasme otot · Adanya abses, hematoma · klien dengan suhu tubuh yang tinggi · klien dengan batuk dan muntah darah · pascatonsilektomi · radang, memar g. Kontraindikasi Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu: 1. Kulit yang bengkak dan terjadi perdarahan, karena panas akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan yang semakin parah. 2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan perdarahan. 3. Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema. 4. Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat, mempercepat metastase (tumor sekunder). 5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapan membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh. 2.4.2 Terapi Dingin a. Pengertian Terapi dingin dikenal sebagai cryotherapy yang bekerja pada prinsip pertukaran panas. Hal ini terjadi ketika menempatkan objek pendingin dalam kontak langsung dengan objek suhu yang lebih hangat, seperti es terhadap kulit. Objek dingin akan menyerap panas dari objek yang lebih hangat. Setelah cedera, pembuluh darah akan memberikan oksigen dan nutrisi kepada sel-sel yang rusak. Sel-sel di sekitar cedera meningkatkan metabolisme dalam upaya mengkonsumsi lebih banyak oksigen. Ketika seluruh oksigen digunakan, sel-sel akan mati serta pembuluh darah yang rusak tidak bisa membuang sampah. Sel darah dan cairan meresap ke dalam ruang di sekitar otot yang mengakibatkan pembengkakan dan memar. Saat es ditempelkan akan menyebabkan suhu jaringan yang rusak menurun melalui pertukaran panas dan menyempitkan pembuluh darah lokal. Hal ini memperlambat metabolisme dan konsumsi oksigen, sehingga mengurangi laju kerusakan. Proses tersebut menghentikan transfer impuls ke otak yang mendaftar sebagai nyeri. Kebanyakan terapis dan dokter menyarankan untuk tidak menggunakan terapi panas setelah cedera, karena hal ini akan memiliki efek sebaliknya dari terapi dingin. Panas meningkatkan aliran darah dan melemaskan otot-otot. Hal itu baik untuk meredakan ketegangan otot, tetapi hanya akan meningkatkan rasa sakit dan pembengkakan cedera dengan mempercepat metabolisme. Terapi dingin harus selalu digunakan sesegera mungkin setelah cedera terjadi. Terapi dingin dilakukan sekitar 15 hingga 20 menit selama 48 jam. b. Tujuan a. Mengurangi peradangan dengan cara mengerutkan atau mengecilkan pembuluh darah b. Mengurangi rasa sakit c. Mengurangi kejang otot d. Mengurangi kerusakan jaringan e. Mengurangi pembengkakakan f. Mengurangi pembentukan udema (Pembekuan darah di bawah kulit) c. : Jenis-jenis 1. Kantong Es Teknik ini menggunakan tas sederhana seperti kantong plastik, botol air panas, kemasan dingin kimia atau sayuran beku. Caranya dengan menerapkan kain handuk kering di atas area tersebut untuk mencegah kontak langsung es untuk kulit. Kulit akan melewati empat tahapan sensasi dalam 10-15 menit. Sensasi ini dalam rangka adalah: 1) Dingin kulit 2) Merasa Burning 3) Sakit 4) Kekebasan 2. Pijat Es Es merupakan material dari teknik terapi dingin. Es adalah sebuah air bersih yang dimasukkan ke dalam wadah lalu dibekukan di dalam lemari es samapi benar-benar beku. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam teknik ini yaitu sedikit demi sedikit membuka es lalu pijatkan ke area yang sakit dengan menggunakan gerakan melingkar konstan. Jangan meletakkan es di satu daerah selama lebih dari 3 menit karena hal ini dapat menyebabkan radang dingin. Terapi dingin harus dihentikan setelah kulit terasa mati rasa. d. Keuntungan dan Kerugian * Keuntungan · Alat dan bahan mudah ditemukan dan digunakan di rumah · Murah · Persiapan yang sedikit · Baik untuk luka ringan yang hanya memerlukan terapi dingin untuk satu samapi dua hari. * Kerugian · Es sebagai bahan dari terapi dingin mudah jatuh sendi serta sulit untuk menjaga es di tempat · Es cepat mencair dan dapat membuat berantakan terutama jika melakukan terapi dingin di tempat tidur. · Es diterapkan pada permukaan sendi secara terbatas. · Tidak ada kompresi yang diterapkan. · Hanya dapat diterapkan untuk jangka waktu yang singkat (10-20 menit). · Sulit digunakan untuk cedera yang lebih besar atau setelah operasi karena berbagai alasan. e. Pemeriksaan Pendahuluan Pemeriksaan dilakukan dengan tanya jawab antara terapis dengan pasien. Hal-hal yang perlu diketahui dari pasien antara lain: · Kondisi patologis pasien yaitu berkaitan dengan tingkat keparahan kondisi patologis pasien ( akut atau kronis ). Di samping itu juga apakah kondisi patologis pasien indikatif atau kontra indikatif dengan terapi yang akan diberikan. · Gangguan sensibilitas yang dimaksud adalah sensibilitas panas-dingin. Untuk mengetahui keadaan sensibilitas pasien maka perlu dilakukan tes sensibilitas panas-dingin, seperti berikut: a. Sediakan 2 buah tabung / kantung plastik kecil. Sebuah tabung berisi air panas (hangat) yang lain berisi air dingin (air es). b. Kedua tabung tersebut diujikan satu per satu ke bagian tubuh pasien yang normal sambil mengenalkan rasa / sensasi yang dirasakan oleh pasien ( pasien diminta untuk melihat pengujian / pengenalan ini). c. Setelah pengenalan sensasi dilakukan, pengujuan sensasi yang sebenarnya dilakukan. Pasien diminta untuk tidak melihat pengujian pada daerah yang abnormal. Pasien bisa diminta untuk memejamkan matanya ataupun dengan cara yang lain, misalnya dengan menghalangi pandangannya f. Alat dan Bahan * Alat a) Bengkok b) Handuk kering c) Kom * Bahan a) Kirbat es atau eskap dengan sarungnya b) Kom berisi potongan-potongan kecil es serta satu sendok teh garam agar es tidak cepat mencair c) Air dalam kom * Perlengkapan a) Baki dan alas b) Perlak kecil atau handuk kecil c) Tempet cuci tangan d) Alat tulis dan buku catatan e) Tempat sampah basah f) Tempat sampah kering g) Baskom g. Prosedur Kerja1 No. Langkah Kerja Rasionalisasi 1. Siapkan alat dan bahan serta susu secara ergonomis Persiapan alat dan bahan secara ergonomis akan memudahkan dalam memberikan pengobatan serta mengefektifkan waktu 2. Kajian pasien Pengkajian dilakukan untuk memastikan keadaan pasien serta tepat dalam memberikan pengobatan 3. Informed Consent Dilakukan untuk mendapatkan persetujuan dari pasien untuk mempermudah pengobatan 4. Bawa alat-alat ke dekat klien Agar alat dan bahan dapat dengan mudah di jangkau 5. Cuci tangan Untuk pencegahan infeksi 6. Masukkan batnan es ke dalam kom air Agar bagian pinggir es tidak tajam 7. Isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian dari kirbat tersebut Pemakaian es yang berlebihan akan membuat mati rasa pada kulit 8. Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di tutup rapat Agar terapi dapat bekerja dengan maksimal 9. Periksa skap Untuk memastikan agar tidak ada kebocoran 10. Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam sarungnya Agar air yang keluar dari es tidak berceceran 11. Buka area yang akan di obati dan atur yang nyaman pada klien Posisi yang nyaman bagi pasien akan membantu terapi 12. Pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di obati Perlak berfungsi sebagai alas agar air tidak menetes ke kasur atau ke tempat terapi dilakukan 13. Letakkan eskap pada bagian yang memerlukan terapi Peletakkan eskap pada bagian yang memerlukan terapi akan mempercepat terapi karena terapi langsung ke tempat yang memerlukannya 14. Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu tubuh Pengkajian yang lebih dari 20 menit akan membuat pasien tidak nyaman 15. Angkat eskap bila sudah selesai Terapi dingin harus dihentikan setelah kulit terasa mati rasa. 16. Atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman Agar pasien lebih nyaman setelah terapi 17. Bereskan alat setelah selesai melakukan terapi ini Agar alat dan bahan yang sudah dipakai tidak mengganggu kenyamanan klien 18. Cuci tangan Untuk pencegahan infeksi 19. Dokumentasikan Untuk mencatat hasil dari pengobatan h. Indikasi dan Kontra Indikasi · Indikasi a. Trauma muskuloskeletal : sprain, strain,tendinitis, tenosinovitis, bursitis,tendinitis, b. Myofacial pain c. Penurunan spastisitas d. Pengobatan emergency luka bakar ringan · Kontra Indikasi a. Hipersensitivitas terhadap dingin b. Cryoglobulinemia c. Intoleransi terhadap dingin d. Raynaud’s phenomen e. Paroxysmal cold hemoglobinuria f. HPT g. Gangguan kognitif atau komunikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar